Dunia akademik adalah dunia di mana ilmu pengetahuan menempati posisi sentral dan sekaligus tujuan tertinggi. Akademisi dan segala pirantinya harus tunduk pada mekanisme akademik. Demikian halnya, output dunia akademik juga harus menempatkan ilmu pengetahuan pada posisi terhormat. Salah satu output yang paling lazim berwujud tulisan yang biasa dikenal sebagai karya tulis ilmiah.
Lantaran fungsinya yang melayani ilmu pengetahuan, karya tulis ilmiah lazim dipahami sebagai karya tulis tentang ilmu pengetahuan, disusun menurut metode ilmiah, dan ditulis dalam bahasa ilmiah. Selain menjadi media perekaman, pendokumentasian, dan penyebaran ilmu pengetahuan, karya tulis ilmiah juga berfungsi menjaga tradisi akademis. Karya tulis ilmiah juga dituntut bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebab itulah, makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian harus ditulis dengan mengacu pada metode ilmiah dan bahasa ilmiah.
Metode ilmiah dalam karya tulis ilmiah terkait dengan alur berfikir, alur penelitian, dan alur ilmu pengetahuan. Karya tulis ilmiah juga harus menggunakan bahasa ilmiah. Yang dimaksud bahasa ilmiah adalah bahasa yang lugas, tegas, tidak ambigu, efektif, tidak bertabur bunga-bunga kata, tidak sebisa mungkin hanya memunculkan satu alternatif pemaknaan. Ini adalah prosedur standar yang harus ditaati setiap tulisan jika ingin disebut ilmiah.
Format yang ketat semacam ini pada mulanya dihadirkan sebagai upaya agar kadar akademik tetap terjaga dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun pada perkembangan selanjutnya, format tulisan yang ketat justru menciptakan tembok yang menjulang tinggi. Tembok ini menutup akses masyarakat awam untuk mencerap informasi dari naskah akademik. Di samping karena memang naskah akademik biasanya tidak diproduksi secara massal, bahasa yang terlalu formal akademis membuat pembaca awam enggan mengaksesnya.
Padahal jika kita merujuk tri dharma perguruan tinggi, pengabdian kepada masyarakat menempati posisi penting. Pengabdian ini tidak hanya dalam wujud program yang secara langsung bersentuhan dengan pemberdayaan masyarakat. Kajian ilmiah seharusnya mendapatkan tempat untuk menjadi bagian dari pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Ilmu pengetahuan sudah seharusnya mengabdi kepada kemaslahatan masyarakat. Ia tidak boleh berjarak dari masyarakat.
Oleh sebab itulah, penting bagi akademisi untuk mampu berbicara kepada masyarakat menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Hal ini memang tidak mudah karena menuntut kesabaran dan kecerdasan ganda. Kesabaran dan kecerdasan dalam memahami persoalan yang rumit, serta kesabaran dan kecerdasan untuk menyampaikan hal rumit menjadi simpel dan mudah dipahami, namun tanpa meninggalkan kompleksitas problem dan tanpa berpretensi menggampangkan persoalan.
Dalam rangka menyelesaikan problem ini, setidaknya terdapat dua hal yang bisa dilakukan seorang akademisi. Pertama, menulis ulang kajiannya yang sangat akademis menjadi buku menggunakan bahasa dan format populer sehingga mudah diakses. Kedua, menuliskan ulang pemikiran mereka ke dalam artikel populer lalu disebarkan melalui media massa. Atau yang ketiga, mengkonversi naskah-naskah akademik menjadi buku yang lebih populer.
Cara yang pertama membutuhkan energi ekstra lantaran seorang akademisi membuat dua karya yang berbeda. Strategi kedua lebih simpel tetapi berpotensi menyederhanakan masalah sehingga bisa jadi poin pentingnya menjadi hilang. Adapun strategi yang ketiga adalah strategi yang paling mungkin untuk dieksekusi. Yang perlu dilakukan hanyalah mengubah format dan bahasa lalu menyebarkannya.
Meski demikian, strategi yang terakhir ini juga tidak luput dari problem. Seorang akademisi akan merasa tidak mendapatkan hal baru. Bagi akademisi yang memiliki kesibukan tingkat tinggi, ia akan menghabiskan waktu untuk mengulang pekerjaan yang dulu pernah ia lakukan. Di tambah pula, melakukan hal yang sama untuk kali kedua terkadang membuat jemu. Jika tidak memiliki motivasi yang kuat, seringkali proses ini berhenti di tengah jalan.
Maka alternatif yang paling memungkinkan adalah menyerahkan pekerjaan konversi ini kepada mereka yang biasa menanganinya. Lintang Publishing Service sejauh ini sudah menyelesaikan belasan format ulang dari tesis, skripsi, dan disertasi sehingga menjadi buku yang bisa diakses secara umum. Yang kami lakukan adalah memformat ulang naskah akademik tersebut sesuai standar buku, kemudian menyelaraskan bahasanya menjadi lebih lentur dan nikmat dikonsumsi bahkan oleh kalangan awam.
Hampir 85% editor Lintang Publishing Service adalah lulusan S2 dari Perguruan Tinggi Negeri dan swasta terakreditasi di Yogyakarta dengan berbagai disiplin keilmuan. Lulusan S2 sengaja kami tetapkan sebagai syarat editor konversi naskah akademik, mengingat naskah yang mereka tangani adalah naskah akademik. Editor kami memiliki berlatar belakang keilmuan di bidang sosial, humaniora, budaya, sastra, manajemen, ekonomi, komunikasi, hukum, keislamaman, tafsir, hadits, fikih, hingga filsafat. Akhir tahun ini kami akan merekrut editor dari latar belakang keilmuan eksakta.
Satu hal lagi yang kami tekankan adalah editor kami harus memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Hanya editor yang sudah menyunting lebih dari 20 naskah buku yang mendapat kehormatan untuk menangani konversi naskah akademik menjadi buku ilmiah populer ini. Mereka harus sudah terbiasa bekerja dengan jadwal yang ketat dan tuntutan kualitas karya yang ketat pula.
Terkait penerbitan buku, kami bisa menerbitkan buku tersebut melalui penerbit anak perusahaan kami, Lintang Rasi Aksara Books. Jika penulis berkeinginan mengirimkan naskah ke penerbit lain, kami mempersilakan. Lintang Publishing Service menjalin relasi dengan beberapa penerbit baik indie ataupun mayor di Yogyakarta dan di kota lain. Kami bisa membantu menawarkan naskah hasil milik penulis ke penerbit sesuai permintaan penulis. Beberapa naskah sudah diterbitkan penerbit lain.
Jiak Anda tertarik untuk mengkonversi skripsi, tesis, disertasi atau hasil penelitian, silakan hubungi kami di redaksi@lintangpublishing.com. Jangan lupa cantumkan subjek email KONVERSI NASKAH AKADEMIK agar email Anda menjadi prioritas editor kami. []