Saat kayu dipukul, ia patah. Tapi saat manusia dipukul, ia bisa marah-marah, memukul balik, berdiam saja, menangis, berlari, atau justru tersenyum. Berbeda dengan benda mati yang hanya merespons secara fisik atas segala perlakuan yang dikenakan padanya, manusia memberikan respons secara fisik, Babe psikis, naluri, dan terutama pikiran.
Dalam rentang ruang dan waktu, respons-respons manusia itu kemudian berkembang dan membentuk alur: alur kisah kehidupan ataupun alur pemikiran. Karena setiap kisah itu berbeda, setiap pemikiran itu tak simetri, setiap sejarah itu tidak sama, semuanya layak didokumentasikan. Picture Agar pemikiran manusia mengabadi. Agar karya manusia mengkristal. Agar kisah manusia mengabadi. Lalu memberi inspirasi pada banyak orang.
Seperti prasasti Ciaruteun di atas. Keagungan dan kejayaan masa lampau tetap abadi hingga kini saat informasi itu dituliskan pada sebongkah batu. Sedari dulu, batu memang menjadi simbol keabadian. Kini, ada media yang lebih efektif dalam mengabadi: buku. Buku memiliki results berat yang jauh lebih ringan dan dimensi yang jauh lebih praktis sehingga bisa dibaca di mana saja. Ia juga mudah digandakan sehingga bisa dibaca oleh lebih banyak orang.
Maka tak salah, buku adalah medium dokumentasi terbaik. Sebab itulah, kami ada. Kami hadir menjadi bidan bagi buku dan gagasan Anda yang akan menjadi medium bagi keabadian. Karena manusia itu tercipta dan hidup tidak dengan tiba-tiba. Karena manusia ada bukan untuk hal yang sia-sia. Karena manusia itu unik, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Bersama kami, menerbitkan buku menjadi mudah.
Lintang Publishing Service
redaksi.lintang@gmail.com